Minggu, 22 September 2019


HAJI KE BAITULLAH


          Minggu-minggu ini para jamaah haji pulang ke tanah air. Hal tersebut merupakan kebahagiaan tersendiri bagi umat islam setelah menunaikan Hari Raya Idul Adha. Para sanak keluarga telah merindukan mereka. Sanak saudara juga ingin mendengarkan pengalaman para jamaah haji ketika di tanah suci.

          Haji merupakan rukun islam yang terakhir dan hanya diwajibkan bagi kaum yang mampu. Menurut bahasa haji berarti menyengaja. Sedangkan menurut syar’i adalah menyengaja mengunjungi Mekah untuk melaksanakan ibadah towaf, sa’i, wukuf di Arofah dan manasik-manasik haji lainnya dalam rangka menunaikan perintah Allah dan mengharap ridho-Nya. Dalam melaksanakan ibadah tersebut terdapat rukun dan syarat-syarat yang harus dilaksanakan ataupun harus ditinggalkan.

          Ibadah haji merupakan perjalanan ibadah yang suci. Untuk menjaga kesuciannya kita harus meninggalkan hal-hal yang diharamkan agar ibadahnya diterima Allah swt. Menjadi haji yang mabrur dapat meninggalkan hal-hal diantaranya:

  1. Bersenggama
  2. Berselisih paham dan berbantah-bantahan.
  3. Memakai pakaian yang berjahit dan memakai sepatu bagi laki-laki.
  4. Memakai cadar dan sarung tangan bagi wanita.
  5. Memakai harum-haruman dan minyak rambut.
  6. Menutup kepala (bagi laki-laki) kecuali karena hajat.
  7. Menikah atau menikahkan (menjadi wali).
  8. Memotong rambut atau kuku.
  9. Berburu.

Seperti yang telah kami jelaskan diawal, bahwa haji diwajibkan bagi orang yang mampu. Adapun dalil yang mewajibkan haji adalah firman Allah swt.

ولله  على النا س حج البيت من استطاع اليه سبيلاة  
Yang artinya: “Dan diantara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana.”) Q.S Ali-Imron Ayat:97(.

     Dari dalil diatas Allah telah mewajibkan bagi hambanya yang mampu untuk menyempurnakan ibdahnya. Dengan sempurnanya kewajiban tersebut semoga kita dapat menjadi muslim yang lebih baik dihadapan Sang Illahi.

Selasa, 17 September 2019

PERLOMBAAN MQK


Kita sering mendengar dan familiar dengan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ), namun bagi kalangan umum kita kurang familiar dengan MQK. Musabaqoh Qiro'atil Kutub (MQK) merupakan lomba membaca dan memahami isi kandungan kitab kuning tingkat nasional. Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) atau lomba baca kitab kuning bukan sebatas lomba untuk memperebutkan juara melainkan harus menjadi penyebaran nilai-nilai ke-Islaman. MQK adalah ajang perlombaan membaca, menerjemahkan sekaligus menjelaskan kandungan kitab kuning. MQK penting guna memperkokoh kultur akademik keilmuan Islam yang belakangan ini memperlihatkan adanya trend penurunan di tengah derasnya arus informasi.

Ketua dewan hakim MQK Nasional VI, Said Agil Husein al-Munawwar, menyampaikan literatur keilmuan Islam menyimpan warisan khazanah intelektual yang sangat kaya. Dengan diversifikasi yang demikian beragam, setiap persoalan kehidupan dibahas secara mendetail dalam kitab kuning, di mulai dari hal yang mendasar hingga persoalan prinsipil seperti dogma, hukum Islam hingga ketatanegaraan.

Mengutip data Balitbang dan Diklat Kemenag, Zayadi memaparkan, terjadinya penurunan tradisi akademik tafaqquh fiddin ditandai makin menurunnya minat masyarakat luas untuk mengkaji kitab kuning. Penurunan kitab kuning, tegasnya, berdampak secara langsung terhadap makin berkurangnya ulama-ulama yang menguasai literatur keislaman khas tersebut.

Tujuan utama penyelenggaraan kegiatan Musabaqah Qiro'atil Kutub (MQK) adalah untuk mengajak para santri dan masyarakat umum untuk mengenal keberadaan kitab kuning. Kitab kuning merupakan khasanah keilmuan yang cocok sebagai modul pembelajaran di Indonesia. Ajang perlombaan MQK merupakan momentum mengenalkan kepada seluruh kalangan, bahwa belajar Islam itu idealnya harus melalui pesantren atau majelis ilmu yang istiqomah. Karena di pesantren diajarkan mengkaji melalui kitab kuning oleh seorang ustadz/ustadzah bahkan pemilik pesantren langsung, bukan belajar asal dari internet yang belum jelas gurunya sehingga kita bisa mengenal dan memahami Islam secara mendalam dan tidak mudah terjerumus ke dalam Islam konservatif dan gampang menyalahkan orang lain.

Musabaqah Qiraatul Kutub merupakan cabang lomba ilmiah, yaitu peserta membaca kitab klasik berbahasa Arab dengan tema atau bab yang telah ditentukan. Pesertanya berasal dari seluruh pondok pesantren di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahunya yang bertujuan sebagai ajang silaturahmi, lomba, dan kajian kitab kuning bagi kalangan santri dari berbagai daerah dari seluruh penjuru tanah air. Selain itu kegiatan MQK diharapkan menumbuhkan sebuah paradigma para santri untuk bisa mengkaji yang membutuhkan kemampuan logika, rasionalitas, olah pikir serta daya pikir kritis.

Pada tanggal 25 Agustus 2019,Dalam rangka Harlah Pondok Pesantren An-Nur, pondok pesantren ini mengadakan berbagai cabang perlombaan. Salah satunya adalah MQK, lomba ini diikuti oleh berbagai pesantren se Jawa Timur dan Madura. Seperti PP Darul Lughoh Wal Da’wah, PP Sidogiri, PP Al Bidayah, PP Mambaun Nur dan As suniyah. Dari Blitar sendiri ada 3 pondok pesantren yang berpartisipas, yaitu PP Nurul Iman Garum, PP Mambaul Hidayah Kedawung dan PP Roudlotul Muta’allimin Minggirsari. Dalam kegiatan tersebut, Lomba MQK dibagi menjadi 2 jenjang. Jenjang pertama diikuti oleh 57 siswa MTs/SMP/Sederajat dengan materi kitab Safinatun Naja. Sedangkan, jenjang kedua diikuti oleh 48 siswa MA/SMA/Sederajat dengan materi kitab Fathul Qorib.

Perlombaan dilaksanakan secara lisan. Peserta akan dipanggil satu persatu untuk mambaca kitab dan menjelaskan maksud dari materi yang telah dibaca. Kemudian, peserta akan diberi pertanyaan mengenai Nahwu Shorof dari materi tersebut.

Pondok Pesantren Roudlotul Muta’allimin mengirimkan 8 perwakilan. 4 perwakilan atas nama Khozinnatul Alwi, Mahardika, Miftahul Tholib R ,dan Nizar Ubaidillah yang mengikuti jenjang pertama dan 4 perwakilan atas nama Zaaiful Umam, Septil Ulil A, Anas Syafi’i, dan Ali Shodiq yang mengikuti jenjang yang kedua. Untuk mempersiapkan lomba ini, santri PPRM telah berlatih selama 2 minggu dibawah bimbingan ustadz Imik Jauhari dan ustadz Erlanda Diki.

”Alhamdulillah, meskipun santri PP Roudlotul Muta’allimin belum berhasil tetapi dengan adanya lomba ini mental santri menjadi terbangun.”, ujar Ustadz Erlanda Diki. Beliau berharap semoga dalam perlobaan berikutnya santri PP Roudlotul Muta’allimin bisa memperoleh hasil memuaskan dengan latihan yang lebih maksimal.

Kehadiran MQK, saya kira, sangat tepat untuk mengingatkan kita bahwa kajian kitab kuning adalah ruh yang harus terus diberdayakan. Ke depan, gelaran MQK diharapkan dapat menumbuhkembangkan minat mengkaji kitab kuning secara lebih luas serta meningkatkan munculnya ahli keilmuan Islam yang mampu merespons perkembangan zaman.






Penulis :
Tim Jurnalis
MA Roudlotul Mutaallimin

Rabu, 11 September 2019


MIPO (Minggirsari Expo)


Pameran dagang atau expo adalah sebuah pameran yang diadakan sehingga pedagang/home indrustri tertentu dapat memamerkan dan mendemonstrasikan produk dan layanan terbaru mereka, mempelajari aktivitas pesaing, mengikuti tren dan kesempatan baru.

Minggirsari Expo digelar setiap tahunnya. MIPO merupakan sebuah ajang promosi potensi daerah Minggirsari baik kerajinan tangan, industri, perdagangan, pertanian, pariwisata, budaya dan layanan pemerintah dalam membangun masyarakat Minggirsari.

Di tahun 2019 ini, Minggirsari Expo diadakan di Area Gubuk Kambil (sekitar kantor desa Minggirsari). MIPO (Minggirsari Expo) dilaksanakan selama 3 hari nonstop, yang dimulai pada tanggal 29 Agustus dan ditutup tanggal 31 Agusstus 2019. Panitia PHBN (Peringatan Hari Besar Nasional) di Desa Minggirsari menggelar Rundown acara sebagai berikut:
  • Kamis, 29 Agustus 2019: Pembukaan MIPO 2019, electone & pawai miniatur Blitar Raya, mulai pukul 19.00 WIB.
  • Jumat, 30 Agustus 2019: Electone Plus, mulai pukul 19.00 WIB.
  • Sabtu, 31 Agustus 2019: Wayang Kulit (Ki Dalang Bambang Tri Bawono dengan bintang tamu Lek Doel dan Mr. Jhony
Pada kesempatan ini PPRM juga ikut serta dalam ajang Minggirsari Ekspo. Minggirsari Ekspo ini merupakan wadah/media publikasi, promosi, pendidikan, rekreasi serta ekspresi berbagai potensi, seni budaya dan prestasi santri PPRM. Dengan mengikuti  ajang Minggirsari Ekspo, Santri  PPRM diharapkan dapat:
  1. Menumbuhkan semangat  santri dalam berwirausaha.
  2. Menjadi wahana pengembangan kreativitas wirausaha santri sebagai calon pengusaha masa depan.
  3. Menumbuhkan media untuk tukar pengalaman santri dalam berwirausaha.
  4. Membangun jaringan dan promosi produk wirausaha santri.
  5. Ajang unjuk prestasi bagi santri dalam program kewirausahaan.
  6. Menjadi forum komunikasi pimpinan perguruan tinggi bidang kemahasiswaan dan pengelola program kewirausahaan.
Produk santri PPRM yang dijual dalam acara Mipo ini berlabel ROMU (Roudlotul Muttaalimin). Dalam acara MIPO ini, produk yang dijual antara lain: Krupuk Sambel beton, Nasi Gegog, Kripik tempe, kripik tales, peyek kacang, Es Miko, Aneka Accesoris, dan Baju Olahraga. Pengunjung dan warga Minggirsari sangat antusias terhadap produk-produk santri PPRM. Hal ini terbukti dari omset penjualan selama ekspo digelar sekitar RP 3.000.000,00.







Penulis :
Tim Jurnalis
MA Roudlotul Mutaallimin

Senin, 09 September 2019


AYO QURBAN BERSAMA SANTRI PPRM

                Tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan tanggal 11 Agustus 2019. Seluruh umat islam di Indonesia merayakan hari raya qurban (Idul Adha) tersebut dengan gembira. Begitu juga PPRM (Pondok Pesantren Roudlotul Muttaalimin) ikut serta merayakannya.  Santriwan dan santriwati melaksanakan dengan penuh gembira dan bahagia.

            Idul adha ini dilaksanakan kedua kalinya di ponpes kita. Serangkaian kegiatan Idul Adha yaitu Lomba Takbir, Sholat Idul Adha, Penyembelihan Hewan Qurban, dan Makan Bersama. Lomba takbir diikuti seluruh santri yakni pada malam hari  untuk santri MA dan kelas 9, dan siang hari untuk santri MTs kelas 7 dan 8. Acara lomba ini sangat seru denga dewan juri Bapak Alwi, Bapak Puguh, dan Bapak Anwar serta MC nya yaitu ananda Fadia dan Fitri (dari kelas XI).

            Pada malam takbir, tidak hanya lomba takbir saja yang dilaksanakan tapi juga ada atraksi api (sepak bola api) yang di mainkan oleh anak kelas XII IPA 1. Selain itu, kita juga menerbangkan lampion sebagai tanda bahwa umat islam sedang bahagia menyambut hari esok. Takbirpun di lantunkan di mana-mana dengan penuh rasa kegembiraan.

            Salat Idul adha di laksanakan di halaman sekolah yang diikuti oleh semua santri MTs dam MA serta para ustadz dan ustadzah. Salat Idul adha di mulai pukul 06.30 WIB. Sambil menunggu imam salat datang, seluruh jamaah menata shaf salat dengan iringan takbir bersama. Imam salat telah datang yaitu Bapak Samsul Hadi (dari Nglegok) dan bilal salat Idul adha  adalah Shohib Anwar (dari kelas XII IPA 1). Semua khusuk melaksanakan sholat.

            Kyai Samsul selaku imam menyampaikan isi khutbahnya yaitu kisah tentang nabi Ibrahim dan Ismail, cara mendidik anak yang baik, dan juga mengenang jasa para pahlawan terutama KH Maimun Zubair. Beliau meninggal pada tanggal 7 Agustus 2019 (seakan akan dunia ikut menangis mendengarnya). Beliau di makamkan dekat dengan makam Sayyidah Khodijah di Ma’la.

            Hari raya Idul adha identik dengan penyembelihan hewan qurban. Penyembelihan di madrasah kami di lakukan oleh para santri putra. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelajaran tentang praktek menyembeih hewan qurban. Hewan qurban yang di sembelih berjumlan 4 ekor(2 jantan , 2 betina). Disamping acara penyembelihan berlangsung , para santri Madrasah Tsanawiyah melaksanakan lomba takbir. Lomba tersebut berjalan sangat meriah. Para peserta mengeluarkan bakat, kreasi, dan penampilan yang terbaik yang mereka miliki.

            Penyembelihan hewan qurban telah selesai dilanjutkan dengan mengolah daging tersebut. Pada kegiatan ini para ustadzah dan santri kelas XII bertugas untuk memotong daging tersebut dan memasaknya. Setelah semua daging matang, semua santri menikmatinya bersama-sama di madrasah dengan bahagia dan suka cita.

Lomba Takbir

Kegembiraan para santri dalam menyambut Idhul Adha

Atraksi Api

Sholat Idul Adha

Sholat Idul Adha

Penulis:
Tim Jurnalis
MA Roudlotul Mutaallimin

Minggu, 14 April 2019

PORSENI KAB BLITAR


MERAIH BINTANG

Pada tgl 27 Maret 2019, Mts Bustanul Ulum mendapatkan undangan yang berisi permohonan delegasi untuk melaksanakan lomba di MAN 2 BLITAR. Dan lombanya yang di selenggarakan di sana adalah pidato 3 bahasa, qori’, dan banyak lagi yang berhubungan dengan seni. Nama lomba ini adalah PORSENI yang singkatannya adalah PEKAN OLAHRAGA SENI.

Akan tetapi, MTs Bumi hanya mendelegasikan 3 anak untuk 2 mata lomba, yaitu BAHRIYATUL ULUM AZ ZAHRA untuk melaksanakan lomba pidato B.Inggris, NURUL AULIA untuk melaksanakan lomba Qori’, dan SHOHIBUL MA’RUF untuk melakukan lomba Qori’ juga. Ada pula MTs bustanul ulum cabang Garum juga mendelegasikan 1 anak untuk melakukan lomba di MAN 2 BLITAR.



Delegasi dari MTs Bustanul Ulum bersama guru pendamping

Mereka di dampingi oleh guru mata lomba masing-masing. Lomba tersebut Alhamdulillah berjalan dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Sesi pertama dilakukan oleh anak putri dan sesi kedua yaitu setelah Dhuhur di laksanakan oleh anak putra. MTs Bustanul Ulum baik Minggirsari atau Garum mendapatkan no urut 08 baik mata lomba pidato atau qori’.

Tak terasa waktu sudah sore. Mereka sudah selesai melakukan lomba dan menunggu pengumumam kejuaraan. Dan Alhamdulillahnya, MTs Bustanul Ulum Minggirsari mendapatkan juara yaitu:

Ø NURUL AULIA yang mengikuti mata lomba qori’ putri mendapatkan juara 1 se-Kabupaten Blitar.
Ø BAHRIYATUL NGULUM AZ ZAHRA yang mengikuti mata lomba Pidato B. Inggris putri mendapatkan juara harapan 1.

Dari juara mata lomba tsb, NURUL AULIA mengikuti ke tingkat yang di atasnya yaitu lomba tingkat propinsi JAWA TIMUR untuk mewakili Kabupaten Blitar.



Peraih juara dari MTs Bustanul Ulum


Berdasarkan cerita di atas dapat disimpulkan bahwa
“KEMENANGAN ADALAH MEMORI AWAL DARI MASA DEPAN”





By:SLOW.....



Kamis, 14 Maret 2019

DIKLAT PRAMUKA


Diklat kenaikan tingkat penggalang terap tahun 2018/2019

Diklat merupakan suatu kegiatan yang tidak pernah tertinggalkan di scout PPRM karena kegiatan ini suatu bentuk kekreatifan dalam kegiatan pramuka terutama disekolah minggirsari. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kedisiplinan dan mental. Diklat dilaksanakan pada tanggal 26-27 Januari 2019. Kegiatan ini diikuti oleh  siswa-siswi kelas 9 dan dipanitiai oleh kelas 12 IA.

 Dalam acara diklat ini terdapat beberapa kegiatan antara lain:

   1)      Lomba Yel”.
a)      Penilaian = Kekreatifan; 30, Kekompakan; 40, Semangat; 30.
b)      Jumlah peserta : 8 anak.
c)      Ukuran kapling : 8x8 m.
   2)      Pentas Seni.
a)      Penilaian = kehebohan ; 50, Mimik & pelafalan ; 50
b)      Tempat = panggung permanen.
   3)      Games.
a)      Sepakbola botol.
b)      Koin tepung.
c)      Aku tunggu kamu menjemput.
d)      Gobak sodor.
e)      Ular tangga.
   4)      Diklat.




Semoga acara ini dapat membawa manfaat bagi semuanya.





Penulis :
Santri Putri Kelas XII IA






Selasa, 26 Februari 2019

Lomba baca kitab


Lomba baca kitab

Pada tanggal 17 januari 2019, MTs Bustanul Ulum mengikuti Lomba Baca Kitab yang bertempat di MTs Bustanul Muta`alimin. Jumlah peserta yang mengikuti lomba tersebut adalah sekitar 65 peserta dari SMP/MTs se Blitar Raya. Setiap peserta mengikuti lomba dengan waktu 7menit dengan rincian 2 menit untuk baca kitab, 2 menit untuk murod, 3 menit untuk tanya jawab.

Anggota dari MTs Bustanul Ulum yang mengikuti lomba tersebut diataranya :
Ø    Kamilatuz Zahra Al Mufidah dari kelas 9b
Ø    Lutvita Binti Rosyida dari kelas 9c
Ø    Zakiyyatul `Azizah dari kelas 9c
Ø    Savilla Mirariskia dari kelas 9c

Dan di bimbing oleh ustad –ustad dari PPRM diantaranya adalah

ü Ustad IMIK JAUHAR
ü Ustad IBNU MALIK
ü Ustad NUR KANIFAN
ü Ustad BAHRUDIN ALWI S.Pd.I

Dan alhamdulillah dari MTs Bustanul Ulum mendapat Juara Harapan 1 Dan Juara Harapan 3 atas nama Lutvita Binti Rosyida dan Zakiyyatul `Azizah                      

Juara harapan 1 atas nama Lutvita Binti Rosyida

Juara Harapan 3 atas nama Zakiyyatul Azizah

penulis : nadhiya& rahani