PERLOMBAAN MQK
Ketua dewan hakim MQK Nasional VI, Said Agil Husein al-Munawwar, menyampaikan literatur keilmuan Islam menyimpan warisan khazanah intelektual yang sangat kaya. Dengan diversifikasi yang demikian beragam, setiap persoalan kehidupan dibahas secara mendetail dalam kitab kuning, di mulai dari hal yang mendasar hingga persoalan prinsipil seperti dogma, hukum Islam hingga ketatanegaraan.
Mengutip data Balitbang dan Diklat Kemenag, Zayadi memaparkan, terjadinya penurunan tradisi akademik tafaqquh fiddin ditandai makin menurunnya minat masyarakat luas untuk mengkaji kitab kuning. Penurunan kitab kuning, tegasnya, berdampak secara langsung terhadap makin berkurangnya ulama-ulama yang menguasai literatur keislaman khas tersebut.
Tujuan utama penyelenggaraan kegiatan Musabaqah Qiro'atil Kutub (MQK) adalah untuk mengajak para santri dan masyarakat umum untuk mengenal keberadaan kitab kuning. Kitab kuning merupakan khasanah keilmuan yang cocok sebagai modul pembelajaran di Indonesia. Ajang perlombaan MQK merupakan momentum mengenalkan kepada seluruh kalangan, bahwa belajar Islam itu idealnya harus melalui pesantren atau majelis ilmu yang istiqomah. Karena di pesantren diajarkan mengkaji melalui kitab kuning oleh seorang ustadz/ustadzah bahkan pemilik pesantren langsung, bukan belajar asal dari internet yang belum jelas gurunya sehingga kita bisa mengenal dan memahami Islam secara mendalam dan tidak mudah terjerumus ke dalam Islam konservatif dan gampang menyalahkan orang lain.
Musabaqah Qiraatul Kutub merupakan cabang lomba ilmiah, yaitu peserta membaca kitab klasik berbahasa Arab dengan tema atau bab yang telah ditentukan. Pesertanya berasal dari seluruh pondok pesantren di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahunya yang bertujuan sebagai ajang silaturahmi, lomba, dan kajian kitab kuning bagi kalangan santri dari berbagai daerah dari seluruh penjuru tanah air. Selain itu kegiatan MQK diharapkan menumbuhkan sebuah paradigma para santri untuk bisa mengkaji yang membutuhkan kemampuan logika, rasionalitas, olah pikir serta daya pikir kritis.
Pada tanggal 25 Agustus 2019,Dalam rangka Harlah Pondok Pesantren An-Nur, pondok pesantren ini mengadakan berbagai cabang perlombaan. Salah satunya adalah MQK, lomba ini diikuti oleh berbagai pesantren se Jawa Timur dan Madura. Seperti PP Darul Lughoh Wal Da’wah, PP Sidogiri, PP Al Bidayah, PP Mambaun Nur dan As suniyah. Dari Blitar sendiri ada 3 pondok pesantren yang berpartisipas, yaitu PP Nurul Iman Garum, PP Mambaul Hidayah Kedawung dan PP Roudlotul Muta’allimin Minggirsari. Dalam kegiatan tersebut, Lomba MQK dibagi menjadi 2 jenjang. Jenjang pertama diikuti oleh 57 siswa MTs/SMP/Sederajat dengan materi kitab Safinatun Naja. Sedangkan, jenjang kedua diikuti oleh 48 siswa MA/SMA/Sederajat dengan materi kitab Fathul Qorib.
Perlombaan dilaksanakan secara lisan. Peserta akan dipanggil satu persatu untuk mambaca kitab dan menjelaskan maksud dari materi yang telah dibaca. Kemudian, peserta akan diberi pertanyaan mengenai Nahwu Shorof dari materi tersebut.
Pondok Pesantren Roudlotul Muta’allimin mengirimkan 8 perwakilan. 4 perwakilan atas nama Khozinnatul Alwi, Mahardika, Miftahul Tholib R ,dan Nizar Ubaidillah yang mengikuti jenjang pertama dan 4 perwakilan atas nama Zaaiful Umam, Septil Ulil A, Anas Syafi’i, dan Ali Shodiq yang mengikuti jenjang yang kedua. Untuk mempersiapkan lomba ini, santri PPRM telah berlatih selama 2 minggu dibawah bimbingan ustadz Imik Jauhari dan ustadz Erlanda Diki.
”Alhamdulillah, meskipun santri PP Roudlotul Muta’allimin belum berhasil tetapi dengan adanya lomba ini mental santri menjadi terbangun.”, ujar Ustadz Erlanda Diki. Beliau berharap semoga dalam perlobaan berikutnya santri PP Roudlotul Muta’allimin bisa memperoleh hasil memuaskan dengan latihan yang lebih maksimal.
Kehadiran MQK, saya kira, sangat tepat untuk mengingatkan kita bahwa kajian kitab kuning adalah ruh yang harus terus diberdayakan. Ke depan, gelaran MQK diharapkan dapat menumbuhkembangkan minat mengkaji kitab kuning secara lebih luas serta meningkatkan munculnya ahli keilmuan Islam yang mampu merespons perkembangan zaman.
Penulis :
Tim Jurnalis
MA Roudlotul Mutaallimin
Belajar Kitab kuning jadi lebih semangat.
BalasHapusAlhamdulillah. Anak2 semakin Percaya diri dan semakin yakin dg pondok minggirsari
BalasHapusAmiin...
HapusAlhamdulillah